It was the smell of morning that kept me awake.
Ada wangi yang unik dari pagi hari. Entah itu apa, karena saya tidak begitu pandai menerjemahkan wewangian. Tapi yang jelas, aroma pagi hari selalu lebih segar bahkan dari segelas kopi. Ah tidak, mereka tidak bisa disejajarkan. Kopi dan pagi hari adalah pasangan yang saling melengkapi. Seperti bintang untuk langit malam.
Pagi itu sekitar pukul empat pagi, saya sudah harus beranjak dari hotel menuju ke Lok baintan di Sungai Martapura. Lok baintan, tempat yang sudah cukup melegenda karena menjadi salah satu ikon dari iklan sebuah televisi swasta dulu kala. Mungkin kamu, generasi sekarang tidak mengetahuinya. Tapi orang tua kamu, pasti mengenal betul tentang iklan ini.
Waktu yang harus saya tempuh dari hotel menuju ke sungai martapura sekitar 1 jam. Langit masih sangat gelap. Cukup bijak rasanya jika kamu membawa senter sebagai penerang jalan. Jangan lupa untuk mengenakan jaket yang cukup tebal karena subuh hari, di sungai martapura, dapat menjadi sangat dingin.
Perlahan, perahu yang telah kami sewa mulai membelah tenangnya air sungai. Di ufuk timur, semburat cahaya oranye mulai menghiasi gelap Lok Baintan. Syahdu ini mulai terusik dengan gemericik air dari suara para pedagang yang menggunakan kayuhnya untuk membawa perahu mereka ke titik Lok Baintan, sebuah pasar terapung yang hanya muncul hingga sepertiga siang.

Satu persatu, para pedagang menawarkan jajanan yang mereka bawa dari rumah. Ada buah-buahan, nasi kuning, sayuran, bahkan jajanan semacam kue cubit pun ada. Mereka silih berganti menjajakan barang dagangan tersebut. Ada yang menawarkan sambil tersenyum, adapula yang tanpa basa-basi. Ada yang masih muda, hingga tua renta. Hal ini membuat saya berpikir bahwa hidup ini memiliki banyak sisi. Sementara, di ‘dunia’ yang lain, ibu-ibu paruh baya sedang sibuk bingung tentang tas mana yang akan mereka pakai untuk hari itu, padahal ibu-ibu di Lok Baintan mungkin tidak pernah mendengar tentang Prada, Couch, Chanel, dan merk-merk mahal lain. Yang mereka tau hanya, mereka harus punya uang yang cukup untuk makan dari pagi hingga malam. Hidup itu sebuah ironi terkadang.

Dapat bepergian itu sebuah kebanggaan loh. Kita bisa banyak belajar dan melihat banyak hal dalam berbagai sisi. Saling toleransi itu wajib. Kata orang tua dulu, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
Jadi, semoga kita bisa selalu bersyukur ya terhadap apa yang kita miliki. Selalu ingat, bahwa ada yang lebih susah dari kita, dan Tuhan tak akan pernah memberikan kesulitan diluar dari kemampuan kita untuk mengatasinya.
Oiya, berikut keindahan pagi di Lok Baintan. Pasar Terapung, di mana puluhan pedagang mengadu nasibnya.










*nb: This trip was fully funded by Samsung Camera Indonesia.
Ah seru banget bisa ke banjarmasin . Mau ikut lah
Hehehe silakaann kakakk ^^
Fan, mau..
mau diajak-ajak ke Banjar..
Yok maspit. Kita ngebolang. Anyway jembatan ampera juga bagus loh pas waktu senja gitu.
Gw udah pernah ke palembang sih, tapi kerjaan.. Palingan sempet moto Cherrybelle pas mereka pose dgn background jembatan Ampera.
Hmmm kok ampera sih. Gue mau bilang barito hahahaha. .
Jadi ya si barito ini keren banget pas sunset ! Sebelah sononya ada persawahan yg rapih banget . Terus ada bukit gantung juga kalau gak salah namanya. Unik ada satu rumah yg ngegantung di tengah perbukitan.
Ikut juga doong! Pernah ke sini 5 tahunan lalu kayaknya. Pengen mideoin Lok Baintan
Lok Baintan memesona banget pas subuh harinya. Serius dehh aku juga pengen balik lagi. Yuk nyari sponsor 😂
Semoga suatu saat bisa ke Banjarmasin… 😊
AMinnnnn!!!! Kalau berdoa, insya Allah semesta akan berkonspirasi mewujudkannya. Emang deket-deket ini rencana trip ke mana?
Kalo ada rejeki mah pengennya yg deket2 aja kaya Malang kak.. Pengen ke sana sama patjar :’)
Malang bagus. Enak dan romantis :’)
DUH YA ALLAH PENGEN KE SANA LAGI
Iya kak pengen banget ke sana, suka sama atmosfernya.. Kaya Bandungnya Jawa Barat :’)
Bandung padahal di pulau jawa juga ya. Aku jadi gagal paham maksudnya ochoy 😥
😂
Tapi Malang kan di Jawa Timur kak 😥
iya iyak maaf :'((
terus ke sana sama pacar, yang mana sih kok gak pernah dikenalin 😥
Haha.. Abis belum pernah ketemu Kak Ifan lagi 😦
2 tahun lalu sempat kesana dan memang masih terjaga tradisi pasar apung nya… sekarang apakah masih sama seperti yang dulu? dengan kemajuan teknologi
Masih sama kok seperti yang saya baca di artikel artikel orang lain tentang tempat ini. Subuh hari di sini sangatlah menakjubkan.