Wisata alam di bandung? Ada banyak hal yang bisa dilihat di bandung dari mulai wisata yang antik seperti Tangkuban Perahu, hingga Bukit Moko dengan pemandangan lampu kota bandung.
Saya sempat tinggal cukup lama di kota yang kata orang, diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum. Tinggal selama 4 tahun lebih, ternyata masih saja ada wisata yang saya lewatkan. Dan ternyata tempat tersebut cukup dekat dengan daerah di mana saya tinggal saat itu. Wisata tersebut bernama Curug Pelangi.
Baca Juga
- Wisata stone garden atau taman batu di Bandung
- Wisata Goa Pawon / Goa Dapur di Bandung
Curug adalah Bahasa sunda yang artinya air terjun. Maka curug pelangi sama artinya dengan air terjun pelangi. Nama yang cukup membuat kepala saya berpikir sejenak tentang asal-usul nama tersebut. Apakah ia dinamakan demikian karena memiliki air yang berwarna-warni? Ataukah karena pelangi datang di setiap saat dalam area Curug Pelangi tersebut? Saat itu saya belum mendapatkan jawabannya.
Saya menginjakan kaki saya di pinggir sebuah jalan raya Kolonel Masturi. Hanya melangkah beberapa meter dari parkiran mobil saya langung berada tepat di pintu masuk curug pelangi dengan dominasi bahan kayu. Ada ketenangan yang cukup berbeda di tempat ini. Seperti orang lainnya yang telah lama tinggal di Jakarta , saya akan cukup norak ketika mata saya disesaki pemandangan hijau sepanjang perjalanan. Tempat ini masih asri. Padahal beberapa meter dari Curug Pelangi telah dibangun perumahan mewah, café-café dengan konsep alfresco dining, bahkan restaurant yang ketika malam berubah menjadi lounge dengan DJ-DJ yang mengiringi. It’s kinda strange how two different worlds can collide into one place.
Untuk sampai ke Curug Pelangi, ada tangga yang harus kita turuni. Beberapa bagian memiliki pegangan tangan sedangkan beberapa lainnya tidak. Bahan dari tangga ini terlihat cukup licin apabila basah. Sebaiknya, kita harus berhati-hati untuk tetap berjalan secara mantap dan perlahan. Ada yang lucu dalam perjalanan saya menuju ke curug. Di tengah perjalanan, saya sempat terhadang monyet besar dengan penampilan bulu-bulu yang rusak. Mungkin monyet ini sering terlibat perkelahian dengan sejenisnya. Di area curug ini memang bermukim monyet-monyet. Barang-barang yang kamu bawa harus kamu perhatikan mengingat mereka sering nakal dan mengambil barang yang kamu bawa. Jangan coba-coba memberi makan ya. Biarkan mereka makan yang ada di alam saja.
Dalam perjalanan menuju ke bawah, kamu akan melihat dua tempat peristirahatan yang sengaja dibuat bagi mereka yang ingin menikmati curug dari jauh tanpa perlu turun ke bawah. Menurut saya pemandangan dari tempat peristirahatan pertama adalah yang paling menakjubkan.

Cipratan dari derasnya air terjun yang jatuh menciptakan angin yang membelai wajah saya. Kesejukan datang tetiba meniupi tubuh yang telah basah oleh keringat selama perjalanan tadi. Air terjun / Curug Pelangi memang tidak terlalu besar kok. Hanya saja lebih rapih dan cukup bersih daripada air terjun-air terjun lain yang sudah komersil.

Tau gak kenapa dinamakan curug pelangi? Setelah duduk bersantai di sini hingga pukul 5 saya baru tau deh jawabannya. Setiap jam 5, sebuah lampu, yang dipasang memanjang kebawah sepanjang air terjun pelangi ini dinyalakan! Lampu ini berganti-ganti warna setiap beberapa waktu sehingga hal ini menjadikan Air Terjun ini special.

Saya tersenyum sendiri, betapa warga lokal atau pemda setempat begitu kreatif mengubah air terjun yang biasa saja menjadi wahana lokal yang special. Tentu saja tempat ini dapat menjadi penghidupan bagi warga sekitar yang berdagang karena langsung berubah menjadi daerah wisata yang ramai dikunjungi. Saya rasa, perlu ditumbuhkan sikap kreatif seperti ini di tiap diri masing-masing dari kita. Karena siapa tahu, hal tersebut akan bermanfaat untuk orang lain bukan?

How To Get There
Menuju ke curug cimahi dapat menggunakan kendaraan pribadi dan juga umum. Untuk kendaraan umum ada dua jalan yang paling mudah. Pertama menggunakan angkot dari terminal ledeng dengan jurusan ledeng – sukasari. Turun lah di Villa Istana Bunga dan berjalan 15 menit untuk sampai ke wisata Curug Pelangi. Yang kedua menggunakan angkot hingga ke lembang lalu naik lembang – Cisarua dan turun persis di depan pintu masuk Curug Pelangi
Tiket Masuk
Weekend Rp. 15 ribu weekday. Rp. 12 ribu
Tips and Trick
- Datanglah sebelum jam 5 sore supaya jalanan dapat terlihat jelas.
- Bawalah air minum. Saat saya ke sana. Di bawah tidak ada yang berjualan. Mohon untuk membawa kembali sampah kamu.
- Untuk kamu yang hanya ingin menikmati air terjun dari jauh sdapat mencoba melihat melalui area peristirahatan
- Gunakan kaos saja dan membawa baju ganti karena keringat akan bercucuran dan mengganggu kenyamanan kamu
Eh ini bukan nya tempat syuting air terjun pengantin yaaa ??? aku pernah kesini tapi longsir jadi ngak sampai lokasi nya
hah longsorrrr ? ini kmren bagus banget dan jalananya rapih mascummm
Wah belum sempet ke siniiii … tp emang temen pernah ngomong kl ‘pelangi’ itu karena dari lampu2 warna – warni yg menyala. Ternyata kayak gini ya penampakannya 😉
Hehehehe.. iya . Kalau kesana, lebih baik simpan tenaga kamu aja buat duduk-duduk di kursi peristirahatan yang bisa ditemui saat perjalanan menuju kebawah. Lebih indah dilihat dari sini.
view-nya bagus. menyenangkan untuk tempat melepas kejenuhan dari aktivitas keseharian. mantab.