Panasnya matahari yang menyengat tidak membuat rasa penasaran saya surut. Setelah memarkirkan mobil dibawah tangga, kaki ini tak kuasa untuk segera melangkah ke atas dan seketika terkejut dengan luasnya hamparan lumpur yang mengering di “kolam” Lapindo. Area seluas kurang lebih 500 hektar yang mencakupi 3 kecamatan melebur ditimbun lumpur yang sudah kering.
“Mari mas naik motor saya. 50 ribu keliling hingga area penyedotan lumpur ditengah sana”
Tukang ojek tersebut mengacungkan jarinya ke tengah hamparan area lapindo. Saya mencoba fokus meski tahu, tidak ada mesin apapun di situ yang terlihat dari tempat saya berdiri. Setelah sepakat soal harga, saya diantar ke tempat yg dimaksud. Lokasi cukup jauh dan ada area bertudung baja yang saya pertanyakan maksud keberadaannya, ” oh itu tempat yang dimaksudkan untuk Pak Presiden SBY berteduh sewaktu mengunjungi lokasi ini mas. Beliau sudah dua kali berkunjung ke tempat ini. ”
Saya mengangguk saja.
Area semburan lumpur
Kami menginjakan kaki di tengah hamparan lumpur sembari diingatkan bahwa beberapa ceruk masih dialiri oleh lumpur panas . Harus hati-hati agar tidak terpeleset ke area tersebut.
“Dulu rumah saya dibawah sini mas. Teman-teman yang berwisata ke sini sebenernya sedang menginjak rumah kami yang ditenggalamkan lumpur dibawah kaki di mana mas berdiri sekarang”.
Saya tertegun mendengar ucapan bapak tersebut. Dengan intonasi membara, beliau lanjut berbicara, ” area pengeboran disini dimaksudkan perusahaan milik aburizal bakrie tersebut sebagai area ladang penyedotan minyak. Akan tetapi karena kekurang telitian, mereka malah mengebor bagian tanah yang justru mengeluarkan banyak lumpur panas. Banjir lumpur pun segera menggenang dalam kurun waktu yang tidak lama. Semua menyelamatkan diri tanpa sempat mengambil sebagian basar harta mereka. Kami meminta ganti rugi akan tetapi baru sekitar 20 persen saja yang telah dipenuhi. Yang lebih membuat kami naik pitam, area rumah di luar bendungan lapindo dan sama sekali tidak terkena efek bencana lumpur justru telah mendapatkan penggantian rugi sebanyak 100 persen. Sedangkan kami tidak”.
Saya ikut sedih mendengarnya. Padahal sudah dua kali presiden mendatangi area ini. Tentu saja karena orang nomor satu di negara kita tersebut turut berempati kepada para korban. Akan tetapi tidak ada langkah nyata pemerintah untuk segera menyejahterakan warga korban lapindo. Sungguh menjadi poin minus untuk pemerintah negara kita.
Wisata
Mungkin dikarenakan banyaknya warga baik wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung, warga menjadikan area Lapindo sebagai objek “wisata” sekaligus menjaring rupiah demi kelangsungan hidup mereka. Langkah yang kreatif daripada hanya berdiam diri dan unjuk rasa tak berujung yang pada akhirnya dimentahkan pihak Lapindo atau pemerintah.
Setelah melihat langsung, saya semakin merasa harus bersyukur dengan keadaan diri sendiri yang seringkali merasa serba kurang. Saya berharap, kelak pemerintah tangkas menanggapi bencana serius seperti ini supaya tidak ada korban yang merasa dirugikan. Doa kecil saya, semoga mereka cepat mendapatkan ganti rugi yang memang menjadi hak setiap keluarga korban lumpur lapindo. Semoga doa ini didengar. Amin.
perjalanan yang semoga mencerahkan 🙂
Amin kakakkkk… More to be posted on my blog yaa
Reblogged this on Laksamana Pertama TNI (Purn) Willem Gaspersz,SE,MM and commented:
Salut, di saat keadaan bad mood (baca:bosan) bisa sampai Bromo, bagaimana dalam keadaan bersemangat 🙂
Heheheh…. pengalaman seru pastinya, salam kenal..
Reblogged this on Laksamana Pertama TNI (Purn) Willem Gaspersz,SE,MM and commented:
Salut, di saat keadaan bad mood (baca:bosan) bisa sampai Bromo, bagaimana dalam keadaan bersemangat 🙂
Heheheh…. pengalaman seru pastinya, salam kenal..
Kapan dikau ke lapindo Fan? oleh2 lumpurnya mana?
Ish masa lumpur dioleh olehin. Orang sana justru pengen lumpurnya sirna biar bisa hidup tenteram lagi :((
eh iya ya… maaf. bukan maksud untuk menghina. mohon maaf ya
Hihihi iya ndak apapa kok. Anyway, mesti coba untuk ke lapindo loh. Keliling naik ojek wisatanya. Hitung hitung nambah penghasilan mereka 🙂